Penguatan Pesantren sebagai Lembaga Destinasi Pendidikan Islam Dunia

Posted by Best Practice of Teaching and Learning on Jumat, 03 Juli 2015 0



Pesantren yang merupakan institusi khas ke-Indonesiaan tumbuh subur sebelum terjadinya penjajahan Belanda. Bahkan banyak pesantren menjadi pusat perlawanan yang sengit kepada penjajah Belanda, penjajah segala segi kehidupan bangsa Indonesia saat ini. Kini, Pesantren masih tetap kuat sebagai institusi Keagamaan Islam di buka bumi Nusantara. Pesantren pun sekaligus sebagai pusat budaya keIslaman dan budaya akademik keIslaman.


Mulai hari Kamis sampai Sabtu tanggal 2 sd 4 Juli 2015 telah berkumpul para pengelola Program Pendidikan Muadalah dan Pengelola lembaga Pendidikan Diniyah Formal (PDF) dari seluruh Indonesia di Serpong Tangerang. Pada kesempatan tersebut, Prof. Dr. Phil kamaruddin Amiin, MA, selaku Direktur Jenderal Pendidikan Islam mengungkapkan tentang pentingnya pengembangan kapasitas kelembagaan Pendidikan Diniyah Formal dan Satuan Pendidikan Muadalah dalam memperkuat Pesantren sebagai destinasi pendidikan Islam dunia. Beliau mengingatkan bahwa salah satu tantangan yang kuat adalah globalisasi. Kita, pesantren harus mampu menghadapi dan mengantisipasi berbagai dampak perkembangan teknologi informasi ini. Pesantren, sebagai garda terdepan dan penjaga tradisi Islam Nusantara harus tetap kokoh. Kekuatan tradisi akademik harus ditumbuh kembangkan di lingkungan Pesantren. Kader-kader ulama yang mumpuni dalam penguasaan keilmuan dan tradisi yang mampu menyeimbangkan antara tradisi yang kondusif dengan akar kekuatan budaya akademik yang mumpuni.





Seperti halnya di Negara Barat, bahwa agama dipelajari untuk bida menumbuhkembangkan kekuatan menghargai orang lain. Namun di Negara Timur Tengah. Cenderung agama dijadikan sebagai lembaga untuk menguasai keilmuan yang mendalam/matang. Di Indonesia, khususnya di lingkungan Pesantren, sebagainya Agama Islam dapat dijadikan untuk mendaami keilmuan akademik Islam dan juga mampu membangun kekuatan umatnya dalam menghargai orang lain. Sehingga Pesantren menjadi pusat terbangunnya keseimbangan antara berbagai kepentingan untuk meselamatan dan kemakmuran bangsa Indonesia.


Secara teknis, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Dr. H. Mohsen, MM memberikan pengantar bahwa pentingnya penguatan tafaqquh fiddin melalui Pendidikan Diniyah Formal dan Satuan Pendidikan Muadalah. Secara teknis, Dr. H. A. Zayadi, M.Pd –selaku Kasubdit Pendidkan Diniyah-, Pentinya penguatan pada tata Kelola Penyelengaraan Pendidikan Diniyah Formal. Demikian pula tata kelola ketenagaan Pendidikan Diniyah Formal penting dilakukan untuk memastikan bahwa PDF dapat diselenggarakan dengan kesiapan tenaga pendidik yang professional.  Disela-sela program penguatan ini. H Mukhshon Nawawi, M.Ag, selaku intelektual muslim muda memaparkan bahwa struktur dan kerangka Kurikulum Pendidikan Diniyah Formal harus disusun secara serius dengan mengerahkan pakar dari berbagai bidang keilmuan. Tidak kurang dari dua puluh orang Pakar/ tenaga pendidik PTAI yang memiliki latar belakang pendidikan pondok pesantren yang kuat, turut menyusun kurikulum Pendidikan Diniyah Formal (PDF).




Pembelajaran yang dapat diambil dari kegiatan penguatan regulasi tata kelola dan kapasitas kelembagiaan Pendidikan Diniiyah Formal (PDF) ini antara lain: (1) adanya keyakinan akan besar dan pentingnya eksisting dan kontribusi Pesantren dalam kehidupan bangsa Indonesia, (2) adanya semangat tanggung jawab kolektif terhadap Pendidikan Diniyah Formal (PDF) dan Muadalah   sebagai entitas permanen dalam rangka menghasilkan kader ulama, (3) pentingnya tradisi akademik tafaqquh fiddin yang berkembang terus di lingkungan Pesantren, (4) adanya gerakan penguatan terhadap Pendidikan Diniyah Formal dan Muadalah sebagai satuan pendidikan formal dari pendidikan keagamaan, (5) adanya kesadaran dinamis bersama terhadap Pesantren sebagai lembaga penetrasi keilmuan Islam dengan berbagai potensinya, (6) Terus bertumbuhnya kekuatan kader-kader ulama di tengah-tengah pesantren sejalan dengan terus meningkatnya perjuangan berbagai pihak yang terikat hanya terhadap pesantren. Rencana aksi yang dapat dilakukan adalah membuat dan melakukan program yang memiliki daya dorong dan contributor terhadap peningkatnya kualitas umat Islam di Indonesia, (Chaerul Rochman , 3 Juli 2015)

Tagged as:
About the Author

Chaerul Rochman WA di 081321123968

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

0 komentar:

back to top