Konsep dasar sains, bahaya limbah nuklir dan kepedulian terhadap keselamatan lingkungan hidup

Posted by Best Practice of Teaching and Learning on Jumat, 12 Juni 2015 0

Badan Tenaga Atom Nasional mengemukakan bahwa pemahaman masyarakat terhadap penerapan teknologi nuklir di Indonesia masih rendah dan belum merata. Hal ini menggambarkan pula masih banyaknya masyarakat yang bersikap negatif dan belum dapat menerima sepenuhnya terhadap pemanfaatan teknologi nuklir untuk kesejahteraan manusia. Sikap negatif terhadap pemanfaatan teknologi nuklir ini terutama menguat ketika terjadi kecelakaan pembangkit energi tenaga nuklir di Chernobyl dan beberapa PLTN di Jepang karena stunami beberapa waktu yang lalu. 

Sebagian masyarakat dunia menjadi antipati terhadap gagasan dan program pemanfaatan energi nuklir. Namun kondisi ini merupakan tantangan bagi pemerintah Indonesia khususnya yang telah menetapkan kebijakan program penggunaan tenaga nuklir sebagai alternatif sumber energi (Batan: 2003). Kunta dalam Kompas (Iwan: 2011) Masalah nuklir bukan sekadar perhitungan teknis. Ada masalah etika dan perilaku, yang itu di luar kontrol kami, para insinyur nuklir.”

Masalah etika dan perilaku menjadi penting sebagai pertimbangan. Beberapa kalangan muncul anggapan bahwa resiko negatif energi nuklir sangatlah besar dan seolah-olah harga mati. Pada sisi lain ada fakta yang menunjukkan bahwa data tahun 2006, selama 64 tahun terakhir terjadi 31 kecelakaan Reaktor Nuklir yang merenggut korban 539 orang, 186 diantaranya meninggal. Data kecelakaan lain dalam kurun waktu 18 tahun terakhir terdapat 14 kecelakaan di Industri Kimia yang merenggut korban 64.652 orang, 4.287 diantaranya meninggal. Khusus di Indonesia dalam 5 tahun terakhir ada 76.866 orang korban kecelakaan lalu lintas, 54.733 diantaranya meninggal (30 orang/hari). (Djarot: 2011).

Dampak negatif teknologi nuklir dibanding dengan dampak kecelakaan lainnya masih lebih kecil. Namun proyeksi keuntungan yang diperoleh melalui pemanfaatan teknologi nuklir sangatlah besar. Dibandingkan dengan sumber energi yang lain, Energi Nuklir merupakan sumber energi yang paling tinggi kerapatan energinya (jumlah energi persatuan volume atau massa). Satu kilogram uranium dapat menghasilkan energi sekitar 50.000 kwh (kilo watt jam), sedangkan 1kg batubara hanya dapat menghasilkan energi sekitar 3 kwh dan 1 kg  minyak bumi hanya dapat menghasilkan sekitar 4 kwh (Djarot, 2011).

Besarnya keuntungan adanya reaktor nuklir akan dapat diibangi dengan kesiapan mental etika dan kedisiplinan semua pihak. Pemerintah dan masyarakat serta pakar nuklir perlu membangun persepsi yang sama terhadap semua aspek dari penerapan teknologi nuklir. Pilar strategis pertama adalah melalui pendidikan, khususnya pendidikan sains atau fisika. Seperti halnya pada jenjang sekolah menengah atas, salah satu standar kompetensi menyatakan menunjukkan penerapan konsep fisika inti dan radoaktivitas dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Standar kompetensi tersebut diperjelas sasaran dengan kompetensi dasar yaitu; (1) mengidentifikasi karakteristik atom dan radioaktivitas, dan  (2) mendeskripsikan pemanfaatan radioaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari (Depdiknas: 2006).
Kesempatan siswa (bagian dari masyarakat) untuk memahami penerapan radioaktif ini sejalan dengan tujuan mata pelajaran fisika. Salah satu tujuan mata pelajaran, yaitu menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada tiga aspek penting dalam tujuan tersebut, yaitu penguasaan konsep, membangun sikap positif, dan terampil dalam mengembangan ilmu pengetahuan teknologi, termasuk teknologi nuklir.

Tujuan itu sejalan dengan salah satu bagian deskripsi mata kuliah Fisika Dasar, yaitu mahasiswa dapat mendeskripsikan konsep dasar fisika modern khususnya konsep dasar reaksi fisi, reaksi fusi dan penerapan konsep radioaktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman tentang radioaktvitas antara siswa, mahasiswa calon guru fisika dan para pakar perlu ada keselarasan. Jika mahasiswa calon guru fisika menjadi salah satu ujung tombak untuk memberikan pemahaman dan kesadaran tentang konsep dasar dan penerapan teknologi nuklir, maka perlu dikaji sejauhmanakah mahasiswa calon guru menguasai konsep dasar radioaktivitas  dan pemahaman mereka terehadap konsep dasar penerapan teknologi nuklir.

Kajian dan dilanjutkan dengan penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Fisika Dasar dan pemahaman mahasiswa dalam konsep, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir pada katagori sedang. Pemahaman mahasiswa dalam konsep, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir bervariasi terutama pada variabel konsep teknologi nuklir dan pemanfaatan serta dampak penggunaan teknologi nuklir dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil penelitian ini berimplikasi perlu diperluas dan diperkayanya materi fisika dasar yang menjadi pengembangan konsep, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir, perlu diperkenalkannya berbagai manfaat dan berbagai dampak positif dan negatif dari  pengembangan teknologi nuklir dalam kehidupan sehari-hari, dan perlu dilakukan kajian terhadap faktor-faktor lain (selain nilai mata kuliah Fisika Dasar) yang dimungkinkan berpengaruh pada pemahaman mahasiswa terhadap konsep dasar, prinsip, dan penerapan teknologi nuklir sehingga mahasiswa akan semakin tumbuh sikap positif terhadap peningkatan peran serta teknologi nuklir dalam menyejahterakan umat manusia. (Chaerul, 7 Desember 2013)  

About the Author

Chaerul Rochman WA di 081321123968

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

0 komentar:

back to top