Penelitian Tindakan Kelas yang menyenangkan bagi Peserta PLPG

Posted by Best Practice of Teaching and Learning on Rabu, 21 Oktober 2015 0



Proses pemahaman konsep Penelitian Tindakan Kelas yang dapat mendorong timbulnya kesanggupan seseorang tenaga pendidik untuk melakukan penelitian di kelas bukanlah persoalan yang mudah. Terlebih bagi peserta PLPG, yang memiliki waktu sangat terbatas dalam memahami PTK, yaitu sekitar 6-8 jam saja atau setara dengan 2 – 3 pertemuan kuliah. Penelitian kelas sendiri merupakan salah satu indicator tenaga pendidik professional, artinya seorang tenaga pendidik dapat dikatakan professional hanya jika ia mampu melakukan refleksi, mencobakan metode atau inovasi pembelajaran (media, bahan ajar,  evaluasi) dan melakukannya dengan tujuan memperbaiki atau meningkatan efektifitas pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas bagi guru MI misalnya, dimulai dari proses refkelsi mereka terhadap praktik dan pengalaman dalam mengelola proses pembelajaran. Praktik pembelajaran sekaligus menjadi pengalaman terbaik bagi setiap pendidik merupakan bekal awal dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Tenaga pendidik mutlak mengidentifikasi dan menginventarisir hal-hal yang penting terjadi selama di kelas. Tenaga pendidik harus mampu menyadari baik pengalaman terbaiknya maupun pengalamannya yang terkait dengan masalah yang dihadapi oleh peserta didik. Setiap pendidik yang mampu mengetahui masih adanya berbagai kesulitan yang dialami peserta didik akan menyadari bahwa layanannya kependidikannya belum berhasil.

Sebagai pelatih, kita wajib memberikan kesempatan kepada tenaga pendidik untuk mengidentifikasi masalah yang dialami oleh peserta didiknya di kelas. Pendidik diminta untuk merumuskan masalah peserta didik. Hampir seluruh peserta mampu menuliskan masalahnya meskipun rumusannya masih perlu diluruskan. Sebagian peserta ada yang mengemukakan masalah pendidik sendiri bukan masalah yang dihadapi peserta didik. Ada peserta yang mengemukakan masalahnya dengan kalimat: “peserta didik kurang motivasi dalam mengerjakan soal perubahan energy sehingga nilainya rendah.”  Rumusan persoalan seperti ini masih belum tepat meskipun sudah mulai menyadari adanya masalah. Ada peserta lain yang memperbaiki dengan kalimat: “masih rendahnya hasil belajar peserta didik pada konsep perubahan energy di kelas IV MI Al Falah Kabupaten Bandung.” Selepas itu, peserta diminta untuk mempertimbangkan dan memilih tindakan apa yang akan dilakukan terkait dengan rendahnya hasil belajar konsep perubahan energy tersebut. Ada peserta yang mengemukakan bahwa dengan menerapkan metode demonstrasi atau eksperimen akan memudahkan peserta didik memahami konsep perubahan energy. Peserta didorong untuk mengungkapkan apa tujuan dilakukannya tindakan tersebut. Hampir seluruh peserta dapat menyebutkan tujuan tindakan (ada yang menggunakan metode demonstrasi, percobaan, diskusi atau menggunakan media kartu gambar dan poster) yang dipilihnya.


“Peneliti tindakan kelas adalah guru/pendidik yang senantiasa menyadari berbagai persoalan peserta didiknya di kelas. Semakin ia menyadari dan mampu memberikan tindakan yang memiliki potensi memperbaiki dan meningkatkan efektifitas proses dan hasil pembelajaran, maka semakin professional  ia.”

(Chaerul Rochman , 15 Oktober 2015)

About the Author

Chaerul Rochman WA di 081321123968

Get Updates

Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.

Share This Post

Related posts

0 komentar:

back to top