Menjadi Fasilitator Workshop Kepala Madrasah Diniyah Takmiliyah
Posted by Best Practice of Teaching and Learning
on Jumat, 12 Juni 2015
0
Allah SWT menggambarkan dalam al Quran, bagaimana Luqman menasehati anaknya. Dalam nasehatnya, Luqman mengingatkan akan dua nasehat yang sangat mendasar. Nasehat tersebut adalah agar pandai bersyukur dan jangan mempersekutukan Allah SWT. Nasehat Luqman memberikan petunjuk bahwa bersyukur adalah pintu gerbang kebahagiaan bagi setiap insan. Mensykuri atas segala yang diberikan Allah SWT hakekatnya adalah mensyukuri bagi diri sendiri. Karena sesungguhnya Allah SWT tidak membutuhkan syukur dan terima kasih makhluk. Ia Maha Memberi, Maha Meliputi segala apa yang ada di alam dan di luarnya. Nasehat yang kedua adalah tidak sekali-kali manusia –bahkan anak- mempersekutukan Allah SWT. Nasihat ini menunjukkan adanya prioritas bahwa akidah, tauhid harus menjadi awal pembelajaran dari semua pembekalan pengetahuan, sikap dan kinerja seseorang. Akidah dan tauhid sejatinya wajib menjadi materi utama dan pertama yang perlu diterapkan dalam proses pembelajaran.
Gambaran Allah SWT
tentang syukur dan akidah dalam al Quran ini sejatinya menjadi kurikulum inti
dari Madrasah Diniyah Takmiliyah. Kedua aspek merupakan penopang kurikulum yang
diajarkan dalam madrasah secara keseluruhan. Sehingga komitmen pengelola
madrasah untuk menerapkan dan mengembangkan materi inti ini menjadi dasar untuk
dikembangkan dalam proses perencanaan, proses pembelajaran, evaluasi dan
pengembangan penyelenggaraan madrasah diniyah takmiliyah. Rangkaian informasi
dan sharing di atas menjadi materi utama dalam Workshop Kepala Madrasah Diniyah
se Jawa Barat yang diselenggarakan pada tanggal 4, 5 dan 6 Desember di Hotel
Radiant. Saya bersama teman lainnya (Dr. Hj. Qiqi Yulianti Zakiyah, M.Ag, Dr.
Acep Nurleli, M.Pd, Dra. Yayah Kusbudiyah, M.M.Pd) sangat senang menjadi
fasilitator dalam Workshop tersebut. Pelajaran terbaik yang diperoleh dalam
kegiatan tersebut adalah: (1) komitmen pengelola Madrasah Diniyah Takmiliyah
(MDT) tak pernah lekang karena zaman, (2) masih kuatnya kemauan dan kesanggupan
untuk meningkatkan kualitas pengelolaan MDT; (3) kemandirian dalam mengelola
pembelajaran nampak dengan tidak menggantungkan diri pada dukungan pemerintah;
(4) ghirah dan semangat perjuangan senantiasa menjadi amunisi utama dalam
mengasuh anak/santri pada MDT; dan sebagainya.
Beberapa hal yang
menjadi tantangan dan sekalogus perlu dipikirkan untuk dilaksanakan antara
lain: (1) memfokuskan arah performansi MDT kepada kualitas proses
pembelajaran/pengajian, (2) mengembangkan indikator kinerja secara bersama di
antara para pengelola MDT; (3) mengembangkan upaya show case (pameran) hasil
praktik yang baik dari santri dan ustadz secara berkala di tingkat kabupaten kota
maupun provinsi; atau (4) memberdayakan potensi santri, ustadz, masyarakat
untuk meraih peluang-peluang dukungan moril dan materil demi keberlansungan
perjuangan membangun ummat yang bertaqwa, trampil dan berakhlak mulia.
Tagged as: Dunia Madrasah
About the Author
Chaerul Rochman WA di 081321123968
Get Updates
Subscribe to our e-mail newsletter to receive updates.
Share This Post
Related posts
0 komentar: